Kalimat
Kalimat adalah satuan terkecil dari
bahasa dalam bentuk lisan maupun tulisan dan terdiri dari rangkaian kata yang
memiliki/mengandung makna atau suatu pesan tertentu. Kalimat yang baik dan
benar mengandung unsur-unsur kalimat yang terdiri dari Subjek (S), Predikat
(P), Objek (O), Keterangan (K), dan Pelengkap (P). Agar bisa membuat kalimat
yang baik dan benar, kita harus mengerti pengertian dan fungsi dari unsur-unsur
kalimat.
I.
Unsur-Unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur antara lain :
1. Predikat (P)
Predikat dalam pandangan aliran
struktural dianggap unsur yang paling penting dan merupakan inti kalimat.
Predikat dalam bahasa Indonesia bisa berwujud kata atau frasa verbal,
adjektival, nominal, numeral, dan preposisional.
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Yasmina duduk-duduk di ruang tamu.
b. Anda dan saya tidak harus pergi sekarang.
c. Letusan Gunung Merapi keras sekali.
d. Makanan itu mahal.
e. Ayah saya guru bahasa Indonesia.
f. Anda guru?
g. Anak kami tiga .
h. Peserta audisi itu puluhan ribu orang.
i. Dia dari Medan
j. Pak Nurdin ke Saudi.
Pada sepuluh kalimat di atas,
terdapat bagian yang dicetak miring. Ada yang berbentuk kata maupun frasa
(lebih dari satu kata). Kata atau frasa yang dicetak miring tersebut berfungsi
sebagai predikat.
Kalimat a dan b adalah contoh
kalimat dengan predikat berkategori verbal, disebut kalimat verbal. Kalimat c
dan d adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori adjektival, disebut
kalimat adjektival. Kalimat e dan f adalah contoh kalimat dengan predikat berkatagori
nominal, disebut kalimat nominal. Kalimat g dan h adalah contoh kalimat dengan
predikat berkatagori numeral, disebut kalimat numeral. Kalimat i dan j adalah
contoh kalimat dengan predikat berkatagori preposisional, disebut kalimat
preposisional.
2. Subjek (S)
Disamping predikat, kalimat umumnya
mempunyai unsur yang berfungsi sebagai subjek. Dalam pola kalimat bahasa
Indonesia, subjek biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat
inversi. Subjek umumnya berwujud nomina, tetapi pada kalimat-kalimat tertentu,
katagori lain bisa juga mengisi kedudukan subjek.
Pada sepuluh contoh kalimat di
atas, kata atau frasa Yasmina, Anda dan saya, letusan Gunung Merapi, makanan
itu, ayah saya, anak kami, peserta audisi itu, dia, dan Pak Nurdin berfungsi
sebagai subjek. Subjek yang tidak berupa nomina, bisa ditemukan pada contoh
kalimat seperti ini:
1. Merokok merupakan perbuatan mubazir.
2. Berwudlu atau bertayamum harus dilakukan sebelum sholat.
3. Tiga adalah sebuah angka.
4. Sakit bisa dialami semua orang.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam
kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal
transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya
dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika
kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Dr. Ammar memanggil suster Ane.
b. Adik dibelikan ayah sebuah buku.
c. Kami telah memicarakan hal itu
Suster ane, ayah, sebuah buku, dan hal itu pada tiga kalimat
di atas adalah contoh objek. Khusus pada kalimat b. Terdapat dua objek yaitu
ayah (objek 1) dan sebuah buku (objek 2)
4. Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip
dengan objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi
subjek jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata
yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut
berfungsi sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila
b. Ardi ingin selalu berbuat kebaikan
c. Kaki Cecep tersandung batu.
5. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang tidak menduduki
subjek, predidkat, objek, maupun pelengkap dapat diperkirakan menduduki fungsi
keterangan. Berbeda dengan O dan PEL. yang pada kalimat selalu terletak
dibelakang P, unsur yang berfungsi sebagai keterangan (K) bisa terletak di
depan S atau P.
Contoh:
a. Di perpustakaan kami membaca buku itu.
b. Kami membaca buku itu di perpustakaan.
c. Kami /di perpustakaan/ membaca buku itu.
d. Tono mencabut paku dengan tang.
e. Dengan tang Tono mencabut paku.
f. Tono /dengan tang/ mencabut paku.
Pada enam kalimat di atas, tampak
bahwa frasa di perpustakaan dan dengan tang yang berfungsi sebagai keterangan mampu
ditempatkan di awal maupun di akhir. Khusus jika ditempatkan antara S dan P,
cara membacanya (intonasi) harus diubah sedemikian rupa (terutama jeda) agar
pemaknaan kalimat tidak keliru.
Dilihat dari bentuknya, keterangan
pada sebuah kalimat bisa dikenali dari adanya penggunaan preposisi dan
konjungsi (di, ke, dari, kepada, sehingga, supaya, dan sejenisnya.). Akan
tetapi, tidak semua keterangan berciri demikian, ada pula keterangan yang
berbentuk kata, seperti pada contoh berikut:
a. Kami telah mengengoknya kemarin.
b. Tiga tahun kami telah bekerja sama dengannya.
II.
Pola Kalimat
Kalimat yang kita gunakan
sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat
terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari
beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja
harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi
informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu
dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun
keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat
dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1.
Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata
kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
-
Mereka / sedang berenang. = S / P(Kata Kerja)
-
Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
-
Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
-
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
= S / P (kata bilangan)
2.
Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal.
Misalnya:
-
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
= S /P / O
3.
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina
atau adjektiva. Misalnya:
-
Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
4.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
-
Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O
/ Pel.
5.
Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan
oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
-
Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P /
K
6.
Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa
nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
-
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
= S / P / O / K
7.
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap
berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :
-
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
= S / P / Pel. / K
8.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki
unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
-
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
= S / P / O / Pel. / K
III.
Macam-Macam Kalimat
1.
Berdasarkan Nilai informasinya (sasaran atau
tujuan yang akan di capai)
a.
Kalimat berita : suatu bentuk kalimat yang
menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang perlu diketahui sendiri
atau orang lain.
Contoh :
o
Pemerintah menunda kenaikan harga BBM.
o
Kenaikan harga BBM diikuti oleh kenaikan harga
kebutuhan pokok.
o
Demo kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh
mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas umum.
b.
Kalimat Tanya : suatu bentuk susunan kalimat
yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu
jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud. Contoh :
o
Kapan akan dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI
Jakarta periode 2012-2017?
o
Siapakah pemenang Indonesian Idol tahun 2012?
o
Apakah perbedaan pertamax dengan premium?
c.
Kalimat perintah : merupakan bentuk susunan
kalimat yang menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang
kedua dan hubungannya erat sekali.
1.
Suruhan
Contoh : Buanglah
sampah pada tempatnya.
2.
Permintaan
Contoh : Mohon untuk dating
langsung ke kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan
jadal penerbangan.
3.
Larangan
Contoh: Jangan
makan sambil berjalan.
4.
Kalimat ajakan
Merupakan
bentuk susunan kalimat yang sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang
diperluas dan erat hubungannya dengan orang kedua. Contoh:
Mari kita cegah
bahaya penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
Ayo kita
laksanakan program kebersihan lingkungan di desa ini.
5.
Kalimat pengandaian
Contoh : Andaikan saya
memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
6.
Kalimat harapan : kalimat yang isinya mengharap
suatu hal.
Contoh
: Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya.
2.
Berdasarkan diathesis kalimat
a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) : bentuk
kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung
terhadap obyeknya.
b. Kalimat pasif : suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya
dari klimat tersebut menderita.
3.
Berdasarkan urutan kata
a. Kalimat normal ( subyak
mendahului predikat)
b. Kalimat inverse (prediakayt
mendahului obyek)
4.
Berdasarkan jumlah inti yang menbentuknya
a. Kalimat minor (hanya mengadung
stau inti)
b. Kalimat mayor (mengandung lebih
dari satui inti)
5.
Berdasarkan pola-pola dasar
a. Kalimat inti : kalimat yang terdiri
dari inti subyek dak inti predikat.
b. Kalimat luas (peluasan dari kalimat
inti)
c. Kalimat transformasi (peubahan dari
Kalimat inti)
Daftar Pustaka
-
Juandesmavo. 2013. "Pengertian
Kaliamat,Unsur-Unsur dan Pola Kalimat".
https://bloggueblog.wordpress.com/2013/01/24/pengertian-kalimat-unsur-unsur-dan-pola-kalimat/
(diakses 19 Oktober 2015)
-
Kelas Indonesia. 2015. "Definisi dan Contoh
Kalimat SPOK yang Benar". http://www.kelasindonesia.com/2015/02/definisi-dan-contoh-kalimat-spok-yang-benar.html
(diakses 19 Oktober 2015)
-
Albarsany,Nurkholis. 2012. "Macam-Macam
Kalimat".
http://kholiscollection.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-kalimat.html
(diakses 19 Oktober 2015)