Minggu, 27 Desember 2015

Konvensi Naskah

1.      Pengertian Konvensi Naskah
Konvensi adalah suatu (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati). Maka yang dimaksud dengan konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.

2.      Perbedaan Naskah Formal, Semi Formal dan Non Formal
Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal. Yang dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi. Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal, semi formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi formal dan non formal.

3.      Syarat Formal Penulisan Sebuah Naskah
Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.
Adapun unsur-unsur dalam penulisan sebuah Karangan sebagai berikut :
3.1.    Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan adalah bagian yang bertugas sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu agar terlihat lebih menarik dan pada bagian ini tidak membahas sama sekali tentang isi karangan tersebut.

3.1.1. Judul pendahuluan dan Halaman Judul
Halaman judul pendahuluan hanya mencantumkan judul karangan atau judul buku yang ditulis dengan huruf kapital dan terletak di tengah halaman agak keatas. Halaman ini hanya mencantumkan tercantum nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama pengarang (penyusun), kelengkapan identitas, pengarang (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulisan.
Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.       Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan
b.      Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya
c.       Sampul : nama karangan, penulis, dan penerbit
d.      Halaman judul : nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota dan tahun penulisan.
e.      Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri(untuk karangan formal)atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan tidak formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul :
a.       Judul diketik dengan huruf capital
b.      Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat
c.       Nama penulis ditulis dengan huruf capital
d.      Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi, makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo
e.      Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi , jurusan, fakultas, universitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul karangan formal :
a.       Komposisi tidak menarik
b.      Tidak estetik
c.       Hiasan gambar tidak relevan
d.      Variasi huruf jenis huruf
e.      Kata "ditulis (disusun) oleh"
f.        Kata "NIM/NRP"
g.       Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi
h.      Kata-kata yang berisi slogan
i.         Ungkapan emosional
j.        Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi

3.1.2. Halaman persembahan
Bagian yang tidak terlalu penting dan jarang melebihi satu halaman, biasanya terdiri dari beberapa kata saja. Ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku, atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan halaman judul buku.

3.1.3. Halaman pengesahan
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan di tulis secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Nama kota dan tanggal pengesahan ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
a.       Menggaris-bawahi nama dan kata-kata lainnya
b.      Menggunakan titik atau koma pada akhir nama
c.       Tulisan melampaui garis tepi
d.      Menulis nama tidak lengkap
e.      Menggunakan huruf yang tidak standar
f.        Tidak mencantumkan gelar akademis

3.1.4. Kata pengantar
Kata pengantar merupakan bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa menulis sebuah karangan. Sifatnya formal dan ilmiah. Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lainnya yang tertulis dalam pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.
Sebaliknya, apa yang sudah tertulis dalam kata pengantar tidak di tulis ulang dalam isi karangan. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan kata pengantar. Di dalamnya disajikan informasi sebagai berikut :
a.       Ucapan syukur kepada Tuhan YME Yang Maha Esa
b.      Penjelasan adanya tugas penulisan karaya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
c.       Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, atau laporan formal ilmiah)
d.      Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekelompok orang, atau organisasi/lembaga
e.      Ucapan terima kasih kepada seseorang, sekelomopok orang, atau organisasi yang membantu
f.        Penyebutan nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan
g.       Harapan penulis atas karangan tersebut
h.      Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima saran dan kritik
Hal-hal yang harus dihindarkan :
a.       Menguraikan isi karangan
b.      Mengungkapkan perasaan berlebihan 
c.       Menyalahi kaidah bahasa
d.      Menunjukkan sikap kurang percaya diri
e.      Kurang meyakinkan 
f.        Kata pengantar terlalu panjang
g.       Menulis kata pengantar semacam sambutan
h.      Kesalahan bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif

3.1.5. Daftar isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis yang berfungsi untuk merujuk nomor halaman dan tersusun secara konsisten dengan baik. Konsistensi ini dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.

3.1.6. Daftar gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar , maka setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar. Daftar gambar menginformasikan: judul gambar dan nomor halaman.

3.1.7. Daftar tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel ini menginformasikan: nama tabel, dan nomor halaman.

3.2.    Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.

3.2.1. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab 1 karangan. Pendahuluan bertujuan menarik perhatian pembaca, dengan menginformasikan masalah apa yang akan dibahas dari bab awal hingga akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu memperhatikan pokok-pokok yang harus tertunang dalam masing-masing unsur pendahuluan sebagai berikut:
a.       Latar belakang masalah
b.      Tujuan penulisan berisi target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai
c.       Ruang lingkup masalah berisi pembatasan masalah yang akan dibahas
d.      Landasan teori
e.      Sumber data penulisan berisi data-data yang bersesuaian dengan pembahasan
f.        Metode dan teknik penulisan berisi penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan dan teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data
g.       Sistematika penulisan berisi gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan

3.2.2. Tubuh karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian pembahasan masalah dan disinilah terletak segala permasalahan yang akan dibahas secara sistematis. Bagian menguraikan seluruh masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur sebagai berikut :
1.       Ketuntasan Materi
Materi yang baik dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoritik) maupun data primer.
2.       Kejelasan uraian / deskripsi
a.       kejelasan konsep
b.      kejelasan bahasa 
c.       kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta
3.       Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan (ilmiah) :
a.       Subjektivitas
b.      pembuktian pendapat tidak mencukupi

3.2.3. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan bagian penutup karangan dan merupakan suatu intisari dari karangan mulai dari bab awal hingga akhir. Penulis dapat menuliskan kesimpulan dengan dua cara :
a.       Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan argumen yang penting yang sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu.
b.      Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.

3.3.    Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah

3.3.1. Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan. Setiap karangan harus menggunakan daftar pustaka.
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi :
a.       nama pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan kos,ama
b.      tahun terbit
c.       judul buku: penulisannnya berctak miring
d.      data publikasi , meluputi tempat/kota teerbit , dan penerbit
e.      untuk sebuah aritikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilifd, nomor, dan tahun terbit
Keterangan :
a.       jika buku itu disusun oleh duan pengarang, nama pengarang yang kedua tidak perlu di balik
b.      jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang
c.       jika buku itu merupakan editorial(bunga rampai), nama editor yang dipakai dan dibelakangnya diberi keteragan ed. "editor"
d.      nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan
e.      daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal dan nama belakang pengarang

3.3.2. Lampiran (Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian penutup pelengkap yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Penyajian dalam bentuk lampiran agar tidak menggangu pembahasan jika disertakan dalam urusan.

3.3.3. Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam uraian dan disusun secara alfabetis.

3.3.4. Riwayat Hidup
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat hidup meurupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang.
Daftar Pustaka
Harvandha, Echa Febri. 2012. “Konvensi Naskah”. Diambil dari : http://echanfebriharvandha.blogspot.co.id/2012/11/konvensi-naskah.html (28 Desember 2015)
Pratama. 2012. “Konvensi Naskah”. Diambil dari : http://gogopratamax.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html (28 Desember 2015)

Kamis, 24 Desember 2015

Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka

1.      Kutipan
1.1.    Pengertian Kutipan
Kutipan adalah sebuah kata yang mungkin semua orang belum mengetahui maksudnya apa. Disini saya akan mengulas sedikit mengenai kutipan. Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

1.2.    Fungsi Kutipan
Kutipan memiliki fungsi tersendiri. Fungsi dari kutipan adalah sebagai berikut :
a.       Menunjukkan kualitas ilmih yang lebih tinggi.
b.      Menunjukkan kecermatan yang lebih akurat.
c.       Memudahkan penilaian penggunaan sumber dana.
d.      Memudahkan pembedaan data pustaka dan ketergantungan tambahan.
e.      Mencegah pengulangan penulisan data pustaka.
f.        Meningkatkan estetika penulisan.
g.       Memudahkan peninjauan kembali penggunaan referensi, dan memudahkan penyuntingan naskah yang  terkait dengan data pustaka.

1.3.    Jenis Kutipan
1.3.1. Kutipan langsung:
Kutipan Langsung ialah kutipan yang sama persis dengan teks aslinya,tidak boleh ada perubahan.Kalau ada hal yang dinilai salah/meragukan,kita beri tanda ( sic! ),yang artinya kita sekedar mengutip sesuai dengan aslinya dan tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.Demikian juga kalau kita menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan disesuaikan dengan EYD ],dll. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ].
Contoh :
·         Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa “Hasil pemilu 1999 dan pemilu 2004 secara gamblang menunjukkan bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul.”
·         Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang menggunakan sistem distrik : Negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan (kecil) yang kira-kira sama jumlah penduduknya. Jumlah penduduk distrik berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris  jumlah penduduknya kira-kira 500.000 orang dan India lebih dari 1 juta orang. Karena satu distrik hanya berhak atas satu wakil, maka calon yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam distriknya menang.
·         Berkenaan dengan kegiatan pembalakan liar (illegal logging), seorang tokoh masyarakat mengatakan bahwa ”kegiatan illegal logging di wilayah ini sudah sangat parah, dan upaya untuk membasminya seperti menegakkan benang basah” (Suparlan, wawancara, 21 Juli 2007).

1.3.2. Kutipan tidak lansung ( Kutipan Isi )
Dalam kutipan tidak langsung kita hanya mengambil intisari pendapat yang kita kutip.Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut ).
Contoh :
·         Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini bisa dibagi menjadi tiga periode, yakni demokratisasi gelombang pertama yang berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang kedua yang terjadi antara 1943-1962, dan demokratisasi gelombang ketiga yang dimulai dari tahun 1974 sampai tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih banyak rejim-rejim otoriter, apakah akan ada gelombang demokratisasi keempat.
·         Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis sistem pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing sistem ini memiliki variannya sendiri-sendiri. Dalam sistem distrik, jumlah pemenangn yang akan menjadi wakil di parlemen—adalah satu orang, sedangkan dalam sistem proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
·         Sebagaimana terjadi di beberapa negara sedang berkembang, di Indonesia juga ditemukan bahwa bahwa banyak kasus korupsi yang terjadi atas nama pemberantasan korupsi (Kompas, 11 Maret 2008).

1.4.    Prinsip – Prinsip Mengutip
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
Dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita. 
Caranya :
·         Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
·         Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea. Bagian yang dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin kiri sampai margin kanan).

1.5.    Teknik Mengutip
Beberapa cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai berikut :
1.       Kutipan langsung
a.       Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris :
·         Kutipan diintegrasikan dengan teks
·         Jarak antar baris kutipan dua spasi
·         Kutipan diapit dengan tanda kutip
·         Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b.      Kutipan Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
·         Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
·         Jarak antar kutipan satu spasi
·         Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
·         Kutipan diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
·         Di belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1).
2.       Kutipan tidak langsung
·         Kutipan diintegrasikan dengan teks
·         Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
·         Kutipan tidak diapit tanda kutip
·         Sesudah selesai diberi sumber kutipan
3.       Kutipan pada catatan kaki
Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4.       Kutipan atas ucapan lisan
Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.
5.       Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.

1.6.    Tujuan Kutipan
Dalam tulisan ilmiah, baik berupa artikel, karya tulis, skripsi, tesis, dan disertasi selalu terdapat kutipan. Kutipan adalah pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan. Seorang penulis tidak perlu membuang waktu untuk menyelidiki suatu hal yang sudah dibuktikan kebenarannya oleh penulis lain, penulis cukup mengutip karya orang lain tersebut. Dengan demikian kutipan memiliki fungsi sebagai:
a.       Landasan teori
b.      Penguat pendapat penulis
c.       Penjelasan suatu uraian
d.      Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu
Berdasarkan fungsi di atas seorang penulis harus memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Penulis mempertimbangkan bahwa kutipan itu perlu
b.      Penulis bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan
c.       Kutipan dapat terkait dengan penemuan teori
d.      Jangan terlalu banyak mempergunakan kutipan langsung
e.      Penulis mempertimbangkan jenis kutipan, kutipan langsung atau kutipan tak langsung
f.        Perhatikan teknik penulisan kutipan dan kaitannya dengan sumber rujukan

1.7.    Aturan Penulisan Kutipan
1.7.1. Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….
1.7.2. Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom (1978:23) menghasilkan …………
1.7.3. Penulis lebih dari dua
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan singkatan dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk, 1976:125)
1.7.4. Pengutipan lebih dari satu karangan
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….
1.7.5. Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..

2.      Catatan Kaki
2.1.    Pengertian Catatan Kaki
Catatan kaki (Footnote) merupakan catatan yang menyebutkan sumber dari suatu kutipan. Catatan kaki atau footnote adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/bibliografi.

2.2.    Fungsi Catatan Kaki
2.2.1. Untuk menunjukkan atau menguatkan evidensi (pembuktian) semua pernyataan dan keterangan tentang sesuatu yang harus dikuatkan penjelasannya. Keterangan pada footnoteadalah menunjukkan tempat dimana evidensi tersebut didapatkan.
2.2.2. Untuk menunjukkan adanya peminjaman atau pengambilan dari bahan yang digunakan. (Untuk fakta-fakta yang bersifat umum tidak perlu diberi footnote).
2.2.3. Untuk memperluas diskusi suatu masalah tertentu di luar konteks dan teks.
2.2.4. Untuk memberi keterangan atau petunjuk. Misalnya untuk menunjukkan bahan dalam lampiran, atau persoalan-persoalan yang sudah di bahas dalam halaman, sub-bab, atau bab dalam karya ilmiah yang bersangkutan.

2.3.    Unsur Catatan Kaki
2.3.1. Nama penulis/pengarang, penterjemah, dan editor ditulis lengkap tanpa gelar kesarjanaan. Untuk penulis yang bukan penulis asli tetap dicantumkan seperti penulis asli, dengan tambahan keterangan di belakang nama tersebut, seperti penyusun, penyadur, penterjemah, dan editor.
2.3.2. Judul buku/tulisan ditulis selengkap-lengkapnya, huruf pertama judul dengan besar kecuali kata sambung dan kata depan.
2.3.3. Tahun penerbitan, tahun berapa sumber kutipan atau referensi diterbitkan atau dipublikasikan.
2.3.4. Nomor halaman, dalam footnote– nomor halaman disingkat “hal” kemudian diikuti dengan nomor halaman yang dikutip dengan sela satu ketukan.

2.4.    Cara Penulisan Catatan Kaki
2.4.1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2.4.2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
2.4.3. Diberi nomor.
2.4.4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
2.4.5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
2.4.6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
2.4.7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
2.4.8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
2.4.9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
2.4.10.    Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
2.4.11.    Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
2.4.12.    Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.

3.      Daftar Pustaka
3.1.    Pengertian Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya.

3.2.    Unsur – Unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit. Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya: nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.
Yang sering membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka :
a.       Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama keluarga.Misalnya: Dewi Rieka, ditulis sebagai:  Rieka, Dewi.
b.      Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan pembalikan.Misalnya: Triani Retno A, ditulis sebagai:  Retno A, Triani  dan bukan A, Triani Retno
c.       Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo,  ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
d.      Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam, ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
e.      Nama pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton, ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary  dan bukan Clinton, Hillary Rodham.
f.        Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu , ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh, ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
g.       Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya:  Leonardi Di Caprio, ditulis sebagai:  Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana, ditulis sebagai:  Montana, Lorenzo d’.

3.3.    Cara Menulis Daftar Pustaka
3.3.1. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet :
a.       Tulis nama
b.      Tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik)
c.       Tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi
d.      Tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma
e.      Tulis tanggal pengambilan data tersebut ok.
3.3.2. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :
a.       Penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan
b.      Tahun pembuatan atau penerbitan buku
c.       Judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik)
d.      Tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan
e.      Penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik).
3.3.3. Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama :
a.       Tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai
b.      Tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik)
c.       Judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok
d.      Penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : )
e.      Nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok
f.        Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka.

3.4.    Contoh Daftar Pustaka
3.4.1. Contoh Daftar Pustaka dalam pengambilan data dari internet :
·         Raharjo, Budi. 2000. Implikasi Teknologi Informasi dan Internet Terhadap Pendidikan, Bisnis, dan Pemerintahan: Siapkah Indonesia?. Diambil dari: www.budi.insan.co.id/articles/riau-it.doc. (30 September 2005)
3.4.2. Contoh daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku :
·         Abdurrahman. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
3.4.3. Contoh daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama :
·         Nasoetion, A.H., dan Ahmad Barizi. 2000. Metode Statistika. Jakarta: PT. Gramedia.
·         Sukanto, Rudi, Budi Mulya dan Rangga Sela. 1999. Business Forcasting. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Manajemen Informatika UGM.
Daftar Pustaka
Abrar,Muchlas. 2014. “Makalah Tata Cara Penulisan Kutipan, Daftar Pustaka, dan Footnote”. Diambil dari : http://pintarbersamaabrar.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tata-cara-penulisan-kutipan.html (25 Desember 2015)
Khunaifi, Aan. 2014. “Kutipan, Daftar Pustaka, Catatan Kaki”. Diambil dari : http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/12/kutipan-daftar-pustaka-catatan-kaki.html (25 Desember 2015)
Perdana, Abe.2015. Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan kaki (Footnote). Diambil dari : https://abeperdana7.wordpress.com/2015/01/05/kutipan-daftar-pustaka-dan-catatan-kaki-footnote/ (25 December 2015)
Raharja, Widuri. 2015. Penulisan Daftar Pustaka. Diambil dari : http://widuri.raharja.info/index.php?title=Penulisan_Daftar_Pustaka (25 Desember 2015)

Wulandari, Yulita Catur. 2010. Pengertian, Fungsi, dan jenis Kutipan. Diambil dari : https://lytasapi.wordpress.com/2010/06/05/pengertian-fungsi-dan-jenis-kutipan/ (25 December 2015)